Sabtu, 27 Juni 2020

Awalnya Menulis KTI Karena Tugas dan Keterpaksaan, Saya Ingin Menulis Buku Solo

Narasumber minggu kali ini adalah bisa dibilang pustakawan yang rajin menulis karya tulis ilmiah (KTI). Walaupun sering juga menulis di blog Pustakawan Blogger dengan kisahnya yang terkenal dengan nama si “Bulan.” Tidak hanya itu, beberapa buku antologi juga ia tulis bersama dengan pustakawan lainnya. 

Hariyah bersama Kang Maman (dari kanan, urutan pertama)
Hariyah bersama Kang Maman (dari kanan, urutan pertama)

Namanya Hariyah. Pustakawan yang produktif menulis dari Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Saya mencoba mencari namanya di mesin pencari Google dengan kata kunci “Hariyah Pustakawan,” dan hasilnya dari total 530 pencarian empat besar di urutan pertama memang luar biasa yaitu Google Scholar miliknya dan empat lainya adalah tersemat di jurnal daring dan katalog bersama IOS (21 Juni 2020). Ini artinya, tidak salah kalau narasumber yang satu ini adalah pustakawan yang rajin menulis karya tulis ilmiah. 

Ok, langsung saja ini hasil wawancaranya:

Assalamu’alaikum Ibu Hariyah. Bagaimana kabarnya? Semoga sehat ya? 

Alhamdulillah sehat-sehat, semoga demikian juga Mas Murad.

Kalau saya melihat di Google Scholar, KTI anda ada sejak 2001. Saya yakin ada tulisan yang belum dimasukan di Google Scholar tersebut. Ok, persisnya sejak kapan anda menulis KTI? 

Sebenarnya tulisan di 2001 itu adalah KTI wajib alias skripsi, hihihi. Sebenarnya saya menulis KTI sejak kuliah S2 tahun 2014. Karena dipaksa harus banyak menulis karya ilmiah dan juga dikirim ke jurnal ilmiah, maka mau tak mau, terpaksa, harus menulis dan akhirnya menjadi terbentuk keinginan untuk menulis lagi, ya itu hikmahnya juga.

Anda rajin menulis KTI di jurnal dan konferensi internasional, apa tujuan dan motivasinya?

Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, awalnya karena tugas kuliah saat S2. Lalu dari situ saya punya banyak teman, punya banyak informasi, banyak mengambil manfaat dari pertemuan-pertemuan/konferensi nasional atau internasional, menambah pengalaman dan motivasi. Dan meningkatkan kompetensi diri. Maka saya pun kemudian mencoba-coba untuk menulis dan ikut konferensi.  Senang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui tulisan dan konferensi yang saya ikuti.

Ketika menulis KTI dari mana ide awal itu muncul untuk dijadikan tulisan?

Ide bisa  berasal dari kantor/dari perpustakaan yang saya kelola, dari hasil diskusi, dari pengalaman teman,  atau dari hasil membaca KTI atau bacaan yang lain. Terkait ide dari kantor/perpustakaan, dengan segala keadaannya saya menjadikannya sebagai bahan untuk berbagi pengalaman. Saya berharap dari sini, saya akan mendapatkan banyak masukan untuk perkembangan perpustakaan saya. Selain itu saya pun ingin memperkenalkan/mempromosikan lembaga saya khususnya dalam hal terbitan lembaga hasil penelitian dan kediklatan. Setidaknya lembaga saya menjadi lebih diketahui masyarakat, apa kiprahnya untuk masyarakat.


Dalam menulis KTI anda juga pernah berkolaborasi dengan penulis lain. Manfaat apa yang diperoleh ketika menulis secara kolaborasi dan adakah kendalanya?

Ya menulis secara kolaborasi jauh lebih baik daripada menulis sendiri. Banyak ide yang bisa dihasilkan dan tulisan akan lebih berkembang, lebih baik. Tugas kepenulisan juga bisa dibagi, yang mencari literature, membuat kerangka pemikiran, metodologi dan lainnya. Tulisan lebih sempurna, pemikiran lebih komprehensif. Kekurangannya, ya palingan saat harus berkordinasi atau saat menentukan titik temu karena banyak kepala, tapi itu pun sejauh ini bisa disepakati dan tidak banyak masalah. Sementara menulis sendiri, ya pastinya semua dikerjakan sendiri, lebih melelahkan. Jika ada kekurangan pada tulisan belum tentu disadari oleh penulis sendiri. Memang menulis sendiri lebih fokus, dan tidak memerlukan banyak kordinasi atau ide-ide yang perlu disinkronkan, Tetapi trend nya saat ini adalah menulis secara kolaborasi, author dan co-author.


Pengalaman berharga apa yang di dapatkan setelah banyak menulis KTI?

Ketrampilan menulis dan kebiasaaan membaca makin terbentuk. Keterampilan menelusur informasi/literature meningkat, bertambah wawasan, pengalaman, dan teman/relasi,  mendapatkan poin dan koin hihihi.

Setiap orang mempunyai tips dan trik sendiri dalam proses menulis KTI, bisa diceritakan pengalaman anda ketika menulis KTI?

Biasanya saya menulis karena menemukan sesuatu yang unik dan menarik untuk ditulis. Dan berharap  tulisan saya ada manfaatnya untuk orang lain, sebagai media berbagi pengalaman atau knowledge sharing. Nah setiap ada ide itu, saya catat dulu, saya buat pointers yang nanti saya kembangkan. Kalau tulisan itu sudah ada templatenya lebih enak lagi. Saat menemukan bahan atau sesuatu yang harus ditulis bisa dimasukkan ke dalam templatenya itu sambil berjalan dan sambil dilengkapi.  Lalu saya juga coba diskusi dengan teman, siapa tahu ada masukan atau komentar-komentar yang berharga dan mungkin bisa diajak kolaborasi. Saya  menulis kapan saja jika ada kesempatan, Tapi lebih seringnya malam atau dini hari. 

Ok, sekarang tentang tulisan populer. Anda juga rajin menulis di blog Pustakawan Blogger dan menulis di buku antologi yang diterbitkan oleh Komunitas Ayo Menulis dan Komunitas Pustakawan Menulis. Apakah yang ditulis itu semua bersumber dari pengalaman anda sendiri? 

Sebagian besar dari pengalaman saya sendiri, beberapa saja yang bukan.

Dari semua buku antologi anda yang tergabung dalam judul Mudik, Suka Duka Penulis, Biarkan Buku Bercerita, Lingkungan, Librarian Journey’s, Pukis: Pustakawan Berkisah, Perjuangan,  Move On, Lukisan Aksara, dan Ibu, manakah yang paling berkesan?  Dan mengapa judul itu yang paling berkesan?

Yang paling berkesan buku Librarian’s Journey. Pertama buku ini banyak suka duka proses terbitnya. Prosesnya lama, sempat terlunta-lunta karena berbagai faktor, masalah teknis pada naskah mulai dari cover, typo, profil penulis, miskomunikasi, juga tertunda terbit karena Covid-19 dan akhirnya berhasil terbit juga tahun 2020 setelah menunggu sejak tahun 2018. Selain itu secara konten, buku ini mengcaptured pengalaman teman2 melanglang buana ke barbagai wilayah di dunia, ini yang unik dan menarik untuk dibaca.
Librarian's Journey

Buku-buku antologi yang sudah anda terbit bergitu banyak. Seandainya ada pembaca yang ingin membeli kemana harus menghubungi?

Bisa menghubungi penerbitnya atau ke saya langsung, meskipun saya gak punya stok buku hanya 1-2 eksemplar saja per judul, hihihi.

Apa kiat-kiat menulis populer sehingga anda begitu produktif menulis dalam buku antologi?

Sejauh ini saya biasanya menulis karena pengalaman sendiri, sehingga bisa mengalir ceritanya. Ataupun  pengalaman orang lain yang saya mengetahuinya dari cerita orang tersebut langsung kepada saya. Atau bisa juga lewat kejadian yang terjadi sehari-hari dimana saya langsung mengamati, menyaksikan, melihat, mendengar, atau merasakan. Semua saya tuangkan aja dulu, bagus gak bagus tulis aja dulu, nanti terakhir baru self editing.

Apa pengalaman berharga selama ikut bergabung dengan komunitas-komunitas tersebut?

Saya jadi punya banyak teman, punya  banyak tulisan, nambah waawasan  khususnya dalam dunia tulis menulis,  punya media untuk berbagi kisah dan pengalaman yang semoga bermanfaat bagi orang lain dan dapat diambil hikmahnya, senang punya buku karya bersama, mengukir sejarah saya sendiri. 

Apa kendala atau hambatan selama menulis baik KTI atau populer seperti di blog dan buku antologi?

Saat dah buntu, biasanya saya tinggalkan menulis, tidak menulis dalam beberapa waktu lamanya, sampai merasa segar lagi untuk menulis. Saat sedang tidak enak badan dan pekerjaan kantor yang lagi overload, saat tidak punya paket internet karena tidak bisa browsing-browsing hihihi. Ini bisa bikin mood menjadi buruk dan untuk bangkit lagi perlu perjuangan yang keras, hihihi.

Adakah pengalaman menarik setelah menulis di sejumlah buku antologi tersebut?

Ya, saya biasanya pamer kepada anak-anak kalau bundanya bisa menulis buku, hihihi. Agar mereka tertarik untuk menulis juga. Dan bisanya mereka akan membaca buku saya dan memberikan komentar yang kadang  lucu, Selain itu saya juga biasanya mempromosikan buku antologi tersebut ke teman-teman via medsos, tujuannya untuk saling memotivasi. Setelah itu biasanya ada saja yang menghubungi saya untuk membeli bukunya, padahal saya tidak menjualnya, dan kadang konsultasi tentang kepenulisan padahal ya saya juga gak ahli-ahli banget, hihihhi.


Apa motto hidup dan buku favorit anda? 

Moto hidup Man Jadda wa Jadda, Siapa bersungguh-sungguh, dia mendapatkannya. Tidak ada buku favorit. Semua genre buku saya suka, tapi dari semuanya saya suka novel, buku popular tentang pengembangan diri dan sejarah.

Ok, terakhir cita-cita apa yang ingin dicapai terkait dunia menulis ini? 

Pertama ingin membuat/menulis  buku solo. Kedua, ingin bisa menulis di media massa nasional dengan tema yang lebih global dan ketiga ingin anak-anak saya mencintai membaca dan menulis.

Ok, terima kasih atas kesediaan waktunya untuk diwawancara. Salam pustakawan menulis.

Sama-sama 

Profil Singkat

Nama: Hariyah
Pendidikan: S2 Ilmu Perpustakaan FIB UI
Pekerjaan: Pustakawan Balitbangdiklat Kemenag

Daftar Karya:

KTI (Cek di Google Scholar)

Buku Antologi:
  1. Lukisan Aksara: Rasa dan Karsa
  2. Perjuangan
  3. Persembahan untuk Ibu
  4. Move On
  5. Ku Kayuh Impianku
  6. Satu Langkah Dewasakan Diri
  7. Suka Duka Penulis
  8. Pukis: Pustakawan Berkisah
  9. Biarkan Buku Bercerita
  10. Lingkungan
  11. Thanksgiving
  12. Librarian’s Journey
  13. Mudik
  14. Beberapa buku antologi yang dalam proses terbit (6)
Penghargaan:
  1. Lolos mengikuti Shortcourse Database Administration di India 2 bulan tahun 2013
  2. Lulus Cumlaude S2 Jurusan Ilmu Perpustakaan FIB UI 
  3. Terpilih mengikuti penelitian dan penyuluhan nasional tentang kerukuna umat beragama 2017-2018
  4. Pustakawan berprestasi tingkat DKI Jakarta 2018 dan lima besar tingkat nasional 2018

Media Sosial: 
Demikian wawancara untuk minggu kali ini. Semoga bermanfaat dan menginspirasi para pembaca semuanya.

Salam,
#pustakawanbloggerindonesia

0 komentar:

Posting Komentar