Selasa, 29 Januari 2019

Pustakawan, Sosok Yang IMUT

(Credit to Pixbay)
Siapa sih tak kenal perpustakaan? Jika dilakukan survei hari ini, sekitar 8 dari 10 orang Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan pasti kompak menjawab 'Ya, kami kenal'. Namun jika survei dilanjutkan dengan pertanyaan : Apakah pustakawan itu? Mahluk apakah pustakawan?  Tipe pilihan jawaban model pilihan ganda tidaklah cocok  bagi para responden untuk memberikan respon. Cocoknya ya tipe jawaban uraian. Jawaban mereka pun pasti beragam. Tak salah bila jawaban mereka merujuk pada sosok avenger, ipin upin, cucak rowo maupun mak lampir.
Tapi, jika kita berani jujur pada hati nurani kita. Saya berani katakan bahwa 'Pustakawan adalah sosok yang IMUT' (Wah siap-siap terima banyak komplain nich :-)). Kata IMUT itu sendiri tidak merujuk pada tampilan fisik lho. Kembali lagi ke statemen diatas, Kenapa  pustakawan sosok yang IMUT? Begini penjelasannya.
I = Intelek. Kita kudu setuju nih kalo pustakawan itu intelek. Tahu tidak, tidak gampang lho mengelompokkan berbagai sumber informasi berdasarkan kesesuaian subjek pengetahuan. Bayangkan, setiap hari pustakawan membaca buku dari berbagai genre, menganalisis isinya lalu mengelompokkan sesuai notasi Dewey Decimal Classification atau Universal Decimal Classification. Selain itu, pustakawan kudu siap melayani pemustaka dari berbagai latar belakang keilmuan. Mulai dari jenjang TK sampai jenjang S3. Kalau pustakawan tidak intelek, mana mungkin pustakawan mampu menyediakan sumber informasi sesuai kebutuhan pemustakanya. Singkat saja, berprofesi sebagai pustakawan merupakan jalan menjadi seorang intelektual yang sedang menempuh berpuluh-puluh sks di lembaga pendidikan sepanjang hayat.
MU= MUltitalenta. Sebagian besar pustakawan itu memiliki beragam talenta. Ada yang hobi merangkai kata, ada juga yang jago sketsa maupun mengoprek-oprek bahasa program. Namun semua talenta tersebut linier dengan profesi pustakawan. Contoh interlokalnya: Mr. George W Bush junior saja kepincut dengan Mrs. Laura Bush, yang dulunya seorang pustakawati yang piawai merangkai kata dan story teller diperpustakaan sekolah dinegerinya paman SAM. Mungkin Mr. Bush terpesona aura keibuan Mrs Laura saat Mrs Laura sedang mendongeng di perpustakaan sekolah. Ada lagi contoh lokalnya, kang Hendro wicaksononya yang gemar ngoprek bahasa program akhirnya beliau bisa mengembangkan aplikasi SLIMS yang mulai go internasional. Masih banyak seh pustakawan/wati yang bertalenta dan berkontribusi dibidang kepustakawanan yang belum sempat terungkap (Tunggu X-files berikutnya).
T terakhir = Tahan banting. Nah, tidak ada profesi lain yang setahan banting kayak pustakawan. Disaat negara kita mo beralih menjadi negara maju, profesi pustakawan masih saja terpinggirkan dari aspek kesejahteraan. Tak sedikit, rekan-rekan pustakawan yang berpenghasilan dibawah Upah Minimun Regional. Padahal mereka berkontribusi nyata baik kepada dunia kepustakawanan maupun dunia pendidikan. Bukankah perpustakaan dan pustakawan berperan penting turut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyediaan bahan bacaan berkualitas. Faktanya, pustakawan ibarat sebuah lilin yang menerangi sekitarnya namun tubuhnya turut luruh terbakar api.
Nah, berdasarkan uraian diatas maka tidak berlebihan bukan. Pustakawan merupakan sosok yang Intelek, Multitalenta dan Tahan Banting. Semoga untaian kata ini mampu mendorong kita mengapresiasi profesi yang bernama 'Pustakawan'. Salam (RAH)

8 komentar:

  1. Hahaa.. nek aku. Imut karena memang tubuhnya cilik. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga pa pa mbak. Kecil2 cabe rawit. Walo kecil, yang penting intelek, multi tasking dan tahan banting

      Hapus
  2. Sangat Setuju Sekali dengan sebutan ini "Pustakawan Sosok yang IMuT"

    BalasHapus
  3. Jebul sing nulis yo kang Murad sing imut bingit....

    BalasHapus
  4. Hahaha. Kang zae salah tag ini. Yang nulis bang Ray. Se, tak edit.

    BalasHapus