Rabu, 20 Februari 2019

Karl Lagerfeld dan Perpustakaannya

Tak kalah nyentrik juga perpustakaannya. Disusun horizontal, tidak vertikal sebagaimana kebanyakan perpustakaan pada umumnya"

Oleh: Khusnul Khatimah*

Terdengar berita mengejutkan dari industri mode dunia. Karl Lagerfeld mangkat. Usianya 85 tahun. Semasa hidupnya, perancang adibusana dari rumah mode Chanel itu dianggap berhasil membawa industri model kelas atas ke level yang berbeda. Selain itu, Lagerfeld juga pernah merancang busana untuk toko fesyen kelas menengah. Ia percaya siapa pun dapat berpakaian bagus dengan uang sedikit.

Karl Lagerfeld
Karl Lagerfeld
Lagerfeld dikenal sebagai pribadi yang nyentrik. Lihat saja cara dia berpakaian: rambut panjang putih yang dikuncir kuda, kemeja kerah tinggi, dan tak lupa kacamata hitam. Konon gaya berkemeja itu ditirunya dari ayah baptisnya.

Perpustakaan Karl Lagerfeld
Perpustakaan Karl Lagerfeld
Tak kalah nyentrik juga perpustakaannya. Yang terletak di rumahnya di salah satu jalan ternama di Paris. Perpustakaan itu berisi 300.000 buku! Disusun horizontal, tidak vertikal sebagaimana kebanyakan perpustakaan pada umumnya. Dengan begitu, Lagerfeld dapat membaca judul pada punggung buku tanpa memiringkan kepalanya. Selain itu juga untuk menghemat tempat. Bagaimana kalau ingin membaca buku di tumpukan paling bawah? Tidak perlu repot-repot dipikirkan. Toh, Lagerfeld nampaknya puas dengan susunan seperti itu.

Buku-Buku Karl Lagerfeld
Buku-Buku Karl Lagerfeld di Susun Secara Horizontal
Lagerfeld suka buku puisi. Seperti karangan Emily Dickinson. Yang ditulis dalam bahasa aslinya. Lagerfeld tidak suka membaca puisi terjemahan. Ia sendiri fasih berbahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia.

Lagerfeld bukan satu-satunya pesohor dunia yang gemar mengoleksi buku. Sebut saja George Lukas (27.000+), Michael Jackson (10.000+), Harry Houdini (5.000+), Oprah (1.500+) hingga Marilyn Monroe (400+). Di Indonesia, kita kenal sosok seperti B.J. Habibie dan Fadli Zon. Koleksi saya sendiri tak pernah saya hitung jumlahnya. Yang jelas jauh dari koleksinya Monroe, apalagi Lagerfeld. Dan sebagiannya juga belum dibaca (ahem!).

*Penulis adalah pustakawan dan pembelajar di Kelompok Studi Kedokumentasian Indonesia (http://www.kappasigmakappa.id/)

Sumber gambar: Piotr Stoklosa

0 komentar:

Posting Komentar