Senin, 13 Maret 2023

Wara Wiri Wisuda Menemukan Atmosfirnya di Ruang Perpustakaan



Di acara wisuda saya hadir sesekali kupegangi gawai kuketik kata demi kata terbangun narasi opini di sudut pandang pustakawan.

Pedel wisuda berdentum dan derap langkah para pembesar kampus terdiri dari Rektor, para wakil rektor, Ketua dan angoota senat dan guru besar melangkah menuju podium rapat senat luar biasa dan rangkaian wisudapun dimulai.

Kata wisuda ini diserap dari Bahasa jawa Wisudha: adalah Upacara peneguhan atau pelantikan bagi seseorang yang telah menempuh Pendidikan. wikipedia.org.

Di Perguruan tinggi, wisuda titik akhir dari usaha menyelesaikan dan merupakan penanda kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar.


Euporia Acara Wisuda


Wisudawan ditemani para orang tua


Para wisudawan ditemani oleh keluarga dan kerabat mereka, sering ruang wisuda itu menjadi sesak karena banyaknya tamu bahkan yang tidak sempat kebagian tempat akan rela menunggu di luar sampai acara selesai. 

Raymond Firth mengutarakan, wisuda menjadi simbol yang berhasil berpusat pada diri para wisudawan yang diekspresikan. Robert Bellah, pada kutipan pembuka buku The Power of Symbols, menyatakan, “Jelas bahwa kita tidak dapat membedakan kenyataan dari simbolisasinya”.   

Dikutip dari graduation source, toga dan jubah menjadi pembeda antara masyarakat yang mengenyam Pendidikan dan masyarakat biasa seiring berjalannya waktu, anggpan tersebut tak lagi berlaku, namun jubah dan toga wisuda saat ini hanya menjadi simbol pencapaian. detik.com

Memang acara wisuda selalu berkonsukuensi biaya, bukan hanya karena mendatangkan keluarga dan kerabat tapi juga biaya merias pakaian dan merias wajah khususnya wisudawati ditambah perangkat tambahan berupa  bucket ucapan selamat dan banyak lagi pernak perniknya untuk pemenuhan eksistensi. 

Dibeberpa negara acara wisuda itu terlihat berbeda, merilis laman gramedia.com para wisudawan di Portugal mengenakan top hat. Sementara itu, wisudawan di Finlandia biasanya membawa pedang, sedangkan wisudawan di Belanda bebas mengenakan pakaian apa saja diartikan selalu ada symbol dari perayaan ini. Yah mereka juga merayakannya. 

Riuh rendah di tengah euporia wisuda sangat terasa Ketika 800 lebih wisudawan berbaris dalam antrian mengelilingi ruang gedung keong yang mengikonik di IAIN Parepare ini, 

Saya duduk di sisi kiri depan menyaksikan  langsung setiap rangkaian acara wisuda, haru bercampur bahagia terlihat dari wajah wajah para hadirin di 800 wisuda ini Rektor memindahkan tali toga masing-masing wisudawan hari itu. 

Saya menemukan di laman amanat.id. Toga diasosiasikan sebagai otak. Pita toga awalnya di sisi kiri dimaknai, karena di perkuliahan mahasiswa menggunakan otak kiri mereka ini berhubungan dengan; materi, Bahasa dan juga hafalan, dan rector akan memindahkan tali toga ke kanan yang dimaknai sebuah harapan sarjana ini lebih menggunakan otak kanan yang behubungan dengan daya imajinasi, kreativitas dan juga inovasi. 

Saya menulis dan berfikir Inovasi itu terbangun dan tumbuh dari hasil belajar, mereka harus tetap belajar dan berkreasi meskipun nanti tidak lagi di meja kuliah. Dan para sarjana ini harus mengingat bahwa perpustakaan tempat belajar sepanjang hayat.


Perpustakaan bagi alumni

Para sarjana meninggalkan kampus tempat mereka menuntut ilmu dengan fasilitas yang mendukung kegiatan pembelajaran mereka, ruang kuliah dengan dosen yang membimbing, ada perpustakaan dan fasilitas lainnya. 

Di beberapa waktu berikutnya yang terbiasa berkunjung ke perpustakaan akan merasa terasing dengan kunjungan berikutnya karena status bukan lagi mahasiswa. 

Pandangan pemustaka ini bisa menjadi keliru jika menelisik tugas pokok perpustakaan. Pasal 1 ayat 1 UU No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan menyebutkan bahwa “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam, secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. 

Perpustakaan sebagai simbol peradaban suatu bangsa juga mempunyai fungsi rekreasi. Pengembangan fungsi rekreasi di perpustakaan berarti melengkapi tugas utama perpustakaan agar lebih menarik dan menghibur pengunjung. lipi.go.id

Selanjutnya kunjungan rekreasi ilmu di perpustakaan bagi para sarjana ini bisa menjadi kompensasi dari absennya mereka mengunjungi perpustakaan di masa kuliah dulu. 

Para sarjana ini akan menemukan atmosfir kuliah yang pernah dilalui di dalam ruang perpustakaan, yang sarat dengan urusan keilmuan sarat dengan buku-buku yang ketika kuliah dulu tidak sempat dibacanya. 

Di bangku kuliah mereka disibukkan dengan setumpuk tugas dari dosen dan tuntutan eksistensi bagi mahasiswa untuk aktif di Lembaga kemahasiswaan. 


Perpustakaan menfasilitasi penggunanya 

Kebutuhan pengguna perpustakaan harus terpenuhi oleh setiap perpustakaan yang berorientasi pengguna user oriented. 

Pengguna perpustakaan adalah semua orang yang berkunjung dan memanfaatkan sarana dan fasilitas serta layanan yang ada di perpustakaan tersebut. Menurut  (Mustofa, badollahi: 1996, 42) pengguna perpustakaan adalah masyarakat yang punya akses terhadap perpustakaan yang ada di daerah tempat tinggal pemustaka. 

setiap orang layak mendapatkan layanan yang mereka inginkan di ruang perpustakaan, membawa suasana kontekstual ke dalam ruang perpustakaan dengan menghadirkan kondisi yang dibutuhkan pengunjung perpustakaan. 

Saya menemukan dari laman kaltimprov.go,id perpustakaan berinklusi sosial itu bertujuan menfasilitasi masyarakat untuk memajukan potensinya dengan melihat budaya masyarakat dan keinginan untuk menerima perubahan, kesempatan berusaha, dan melindungi hak asasi manusia. 

Mengangkat martabat dan kemandirian bagi yang diupayakan oleh perpustakaan agar pengguna perpustakaan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. 

Item -item ini berkelindan di dalam pikiran saya, mengambil peranan lebih dari sekedar mendiskusikan tentang kepustakawanan dengan teman sejawat, ……hmm saya sudah mengakhiri tulisan ini dengan tugas baru yang saya harus saya lakukan yaitu …..berhitung dan bertindak.

#indonesiablogger

8 komentar:

  1. Saya ke perpustakaan kampus dulu kalo nyari referensi tugas kuliah dan ketika skripsian. Perpus kampus saya bener2 ga kayak kampus orang2, yang bikin betah di dalamnya :(

    BalasHapus
  2. Wisuda memang memakan lumayan banyak biaya, baik untuk mengundang ortu atau saudara biar ikut menyaksikan wisuda, belum lagi merias dan juga buat makan makan.

    BalasHapus
  3. saya sampai skrg hobi ke perpus daerah.lumayan banyak buku baru tanpa harus beli huhuu

    BalasHapus
  4. Saya baru tahu makna dan filsafat dari wisuda itu sendiri
    setelah wisuda, pasti tantangan lebih berat ya

    BalasHapus
  5. sampai sekarang saya masih suka masuk ke perpustakaan, terkadang perpustakaan pribadi/ yayasan, kadang perpustakaan pemerintah, hal ini menyenangkan, entah kenapa buku masih menjadi hal yang menarik untuk saya

    BalasHapus
  6. Di sekolah, Pustaka juga mendidik anak2 vinta

    BalasHapus
  7. wah aku baru tahu filosofi pita toga dipindah dari kiri ke kanan ternyata begini tho. Menarik ya, bahwa setelah menguasai teorinya, diharapkan ilmunya bisa diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan. Btw, aku dulu termasuk anak perpus karena nyaman banget ke perpus. Udah lah tempatnya nyaman buat mengisi waktu, juga tersedia aneka cemilan hihi. Tapi setelah jadi alumnus mah ngga bisa masuk lagi karna masuknya harus pake KTM :')

    BalasHapus
  8. jadi inget waktu saya wisuda, hanya bisa ditemani Ibu dan kakak.

    BTW, lam knl. ijin follow blognya

    BalasHapus