Jumat, 07 Februari 2020

Sertifikat Akreditasi Perpustakaan itu…



“Assalamu’alaikum…bisa bertemu Ibu Bulan”, sebuah suara mendarat di telinga Bulan. Sementara orang yang mengucapkan salam tersebut sedang berbincang dengan sekuriti kantor. Seketika Bulan langsung melambaikan tangannya, pertanda tamu tersebut sudah melihat orang yang dimaksud.
“Pa kabar Mas Agung, sehat-sehat ya. Gak nyasar kan ke sini”, tanya Bulan antusias kepada Agung dan temannya, Samuel. Bulan bisa langsung menyapa karena nama mereka melekat di bead seragam kantornya.
“Alhamdulillah aman Mbak”, balas Agung tersenyum juga. Setelah sekian lama saling bertanya dan berkontak via wasap, akhirnya mendarat juga selembar sertifikat yang menjadi penilaian keberadaan perpustakaan di mana Bulan bekerja selama ini. Kedua tamu Bulan berdiskusi dan menyampaikan hasil akreditasi perpustakaannya kepada pimpinan setempat serta berfoto bersama penyerahan sertifikat akreditasi perpustakaan.
“Kami sampaikan terima kasih. Semoga ini menjadi langkah awal kami untuk lebih baik lagi pada masa-masa mendatang. Terima kasih Mas Agung dan Mas Samuel atas kerjasamanya selama ini”, harapan pimpinan Bulan kepada kedua tamu Bulan yang bekerja di Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) DKI Jakarta.
Mengikuti akreditasi perpustakaan memang tantangan tersendiri. Bukan perkara mudah karena begitu banyaknya bahan dan berkas yang harus disiapkan. Ini tentunya pekerjaan bersama, bukan pekerjaan satu dua orang saja. Setidaknya dengan mengikuti akreditasi perpustakaan, usaha-usaha dan pekerjaan-pekerjaan di perpustakaan pernah dinilai oleh pihak luar dan perpustakaan mendapat rekomendasi, sudut pandang baru tentang apa saja tata kelola perpustakaan yang masih harus diperbaiki dan dibenahi.
Bulan jadi berfikir tentang aneka ria reaksi pustakawan di tempatnya bekerja dalam menanggapai segala hal ihwal tata kelola perpustakaan termasuk diantaranya akreditasi perpustakaan. Dalam benaknya muncul beberapa tipe pustakawan, yaitu:
1.  Pustakawan struktural. Bulan menyebutnya demikian karena pustakawan ini menjabat sebagai pejabat struktural. Pustakawan tipe ini terkadang terjebak dalam ritme kegiatan yang fokusnya adalah kegiatan berdasarkan penyerapan anggaran. Jika ada masukan-masukan untuk munculnya inovasi baru di perpustakaan selalu dalihnya tak ada anggaran. Padahal bisa saja inovasi itu nol rupiah atau dengan anggaran minim, atau dengan revisi anggaran dan sejenisnya walaupun tekesan ribet dan njelimet. Bahkan tidak jarang perpustakaan hanya melakukan copy paste kegiatan seperti tahun-tahun sebelumnya yang terkadang kemanfaatannya juga masih harus terus dikaji lagi.

2.  Pustakawan administratif. Nah Bulan menyebutnya demikian karena pustakawan tipe ini sibuk sekali dengan dunia administratifnya. Dia sangat khusuk dan cakap mendata atau mengiventarisir koleksi perpustakaan dalam buku besarnya. Dia data sata persatu dalam excel-nya judul-judul mana saja yang typo, salah kode,  dan sebagainya. Hingga bagi dia, pekerjaan pengelolaan perpustakaan yang inti adalah di sini. Baginya perpustakaan harus rapi koleksinya, rapi pencatatannya, pengelompokkan atau klasifikasi koleksinya benar. Menurutnya, jika koleksi saja tak tercatat dengan baik bagaimana mau memberikan pelayanan pada pemustaka. Terkadang pustakawan tipe ini malah jarang berinteraksi dengan pemustakanya.

3. Pustakawan Penjajakan. Bagi Bulan pustakawan tipe ini adalah pustakawan yang bekerja berdasarkan siapa yang menyuruh dan mempengaruhinya. Biasanya mereka adalah para junior atau pegawai yang masih baru di perpustakaan. Mereka akan bekerja jika diminta bantuan oleh pimpinan atau seniornya. Mereka masih sungkan memberikan usulan atau masukan untuk perkembangan perpustakaan. Masih takut-takut untuk berinovasi dan berkreasi. Masih sungkan dengan para seniornya padahal bisa jadinya ilmu dan wawasannya sudah lebih baik dari seniornya.   Mereka masih meraba-raba pekerjaan dan memahami situasi pekerjaan. Tetapi pekerjaan mereka bagus,  memuaskan, dan bisa diandalkan. Bagi Bulan tipe ini yang penting diberi kepercayaan dan dukungan, maka mereka akan melesat luar biasa.

4.   Pustakawan Penggembira. Bulan menyebutnya demikian karena pustakawan model ini ada dan tiadanya tidak membawa banyak manfaat. Usaha-usaha untuk mengembangkan dan menjalankan tusi perpustakaan tidak dikuasai dengan baik. Dia cenderung sangat pasif dan hanya menunggu siapa yang memerlukan bantuan. Pustakawan model ini malas belajar dan  tidak punya inisiatif. Ya terkadang mereka berasal dari unit lain yang dimutasi ke perpustakaan, atau menjadikan perpustakaan sebagai tempat transit sementara untuk mendapat unit tetap dimana dia akan ditempatkan. Sebenarnya tipe ini sangat bisa diandalkan untuk bekerja sesuai target yang diminta, tetapi kadung pustakawan lainnya sudah enggan untuk memintanya bekerja secara full consentration.

5.  Pustakawan Humanis. Nah ini bagi Bulan tipe pustakawan yang unik dan luar biasa. Pustakawan tipe ini tidak melulu sibuk dengan urusan adminstratif perpustakaan maupun urusan anggaran perpustakaan. Baginya pemustaka yang datang ke perpustakaan harus dilayani dengan baik. Dia akan selalu tersenyum ramah dengan pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan. Menawarkan bantuan yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sang pemustaka tersebut hingga tuntas. Tak segan-segan pustakawan model ini akan selalu mem-follow up interaksinya tersebut melalui komunikasi selanjutnya entah itu via wasap, media sosial dan sejenisnya. Baginya perpustakaan harus hadir untuk menuntaskan dan memenuhi hajat informasi yang dibutuhkan pemustakanya.

6.   Pustakawan Langitan. Wah apa pula tipe ini. Pustakawan tipe ini menurut Bulan yang paling luar biasa. Pustakawan tipe ini visioner, merakyat, supel, low profile, multitalenta, bersahaja. Semua tipe yang Bulan sebutkan sebelumnya ada padanya. Pustakawan tipe ini paham akan dibawa kemana dan hendak bagaimana perpustakaan yang akan dikelolanya. Dia paham pengelolaan perpustakaan berbasis anggaran, dia juga paham pengelolaan perpustakaan secara administratif, dia berkolaborasi dengan unit dan lembaga terkait, dia selalu menjalin kerjasama dan informatif. Dia juga humanis membantu pemustaka hingga tuntas kebutuhannya, dan dia akan selalu menyosialisasikan perpustakaan berikut layanan yang diberikan kepada pemustaka di momen apa pun dia berada. Dia ingin perpustakaan hadir untuk membantu para pemustakanya memenuhi segala kebutuhannya. Baginya  apa saja aktivitas yang bisa mengembangkan perpustakaan dan pustakawannya, tidak akan dihalangi atau ditolak. Bahkan ia dengan semangat mendukung dan melakukan apa-apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan perpustakaan tersebut.


   Hmmmm, Bulan termenung. Bulan melakukan pengamatan sederhana dan ternyata banyak juga ya tipe pustakawan di tempatnya bekerja. Bagi Bulan tipe-tipe ini sebenarnya jika saling melengkapi akan menghasilkan kinerja yang bagus dan luar biasa. Karena sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada superman atau superwoman. Yang ada adalah super team. Begitupun tidak ada perpustakaan yang sempurna. Semua koleksinya lengkap dan semua layanannnya tersedia. Perpustakaan pun saling berkolaborasi dan bekerja sama. Membangun layanan bersama dan saling melengkapi.  Saatnya perpustakaan saling bekerja sama dan membangun sinergi. Soal tipe tadi, kira-kira Bulan tipe yang mana ya…  
      

6 komentar:

  1. Mantap pembagiannya mb. Make sense, terjadi di banyak tempat

    BalasHapus
  2. Kalau saya cukup jadi penggembira saja deh :D
    Siapa tahu nanti saya bisa menjadi pustakawan langitan, tapi kayaknya masih terlalu jauh deh

    BalasHapus
  3. Pustakawan langitan sepertinya sempurna banget itu. Bisa ini bisa itu

    BalasHapus
  4. Mohon maaf karena satu dan lain hal, tulisan ini mengalami pemotongan 70%

    BalasHapus