Kamis, 02 Juli 2020

LITERASI: Bangkit dari Pandemi

Ditulis oleh: Buntam 

Novel Coronavirus atau covid-19 adalah kata paling populer sepanjang akhir tahun 2019 hingga saat ini. Bagaimana tidak? Hampir semua negara dibuat menguras tenaga, pikiran dan anggaran untuk mengatasi dampak yang terjadi karena wabah virus ini. Bukan hanya berdampak pada sektor kesehatan, wabah ini berdampak pada sektor ekonomi, pendidikan, dan sosial. Dalam bidang kesehatan, jelas hal ini adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan bisa menyebabkan penderitanya sakit atau bahkan meninggal. Dalam bidang ekonomi, di Indonesia sendiri lebih dari 600 triliun rupiah dana yang digelontorkan pemerintah untuk membantu masyarakat menghadapi wabah ini. Dampak di bidang pendidikan, jelas sekali terasa, untuk menekan laju pertambahan kasus positif covid-19, maka pemerintah menganjurkan untuk belajar dari rumah. Lalu sektor sosial, merosotnya pendapatan para produsen, membuat pemilik usaha terpaksa merumahkan karyawannya sehingga muncul pengangguran, sementara kriminalitas meningkat seiring dengan sulitnya mencari uang di masa pandemi.

Corona
Credit: Pixabay
Waktu, tenaga, pikiran dan uang sudah dikerahkan Pemerintah, maka tidak sepatutnya kita tidak peduli atau bahkan tetap santai tanpa mau mematuhi. Kita tidak ingin pandemi ini berlarut, atau bahkan terjadi gelombang yang kedua kali. Maka kita harus belajar, bersabar dan menahan ego dalam diri agar wabah ini segera berhenti sampai di sini. Semua lapisan masyarakat harus bekerjasama, bahu-membahu untuk memperbaiki keadaan negeri ini.

Lalu apakah kita akan berdiam diri dengan apa yang terjadi saat ini? Pura-pura acuh tanpa peduli sehingga mungkin tragedi wabah ini akan terulang lagi? Tentu jawabannya TIDAK. Tidak sepantasnya kita berdiam diri dan tidak belajar dari pengalaman untuk menghadapi virus ini. Tidak boleh kita egois dengan menuruti ego pribadi atau percaya begitu saja akan konspirasi yang mengiringi terlepas dari segala kebenarannya nanti, yang jelas saat ini kita sedang diuji dengan pandemi.

Kita harus belajar, membuka mata, dan belajar dari pengalaman mengapa bisa terjadi kasus sampai 59.394 kasus lebih per 2 Juli 2020 tanpa ada perbaikan khusus dalam masing-masing diri. Sebut saja Vietnam, negara yang berhasil menekan kasus covid-19 hanya dalam hitungan hari dengan jumlah kasus 355 kasus dan jumlah kematian zero.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dari berita yang beredar ternyata Vietnam sudah siap sebelum ditemukannya kasus, sehingga saat 1 kasus muncul, penanganannya langsung ketat dan pengambilan keputusan kebijakan juga cepat. Pemerintah Vietnam langsung memerintahkan social distancing, lockdown, isolasi, meliburkan semua sekolah, menangguhkan penerbangan dan larangan ekspor impor.

Warga Vietnam taat betul dengan aturan ketat (baca: lockdown) yang diberlakukan Pemerintah untuk menghindari merebaknya kasus. Intinya kita ambil garis tengahnya bahwa Vietnam sudah berbekal pengetahuan, pengalaman dan kesiapsiagaan terhadap virus corona. Hal ini tentu disebabkan kemampuan literasi pemerintah Vietnam dan rakyat Vietnam tentang penyakit menular sudah sangat baik. Mereka paham betul tentang bagaimana penyakit menular menyebar, paham atas apa yang sedang terjadi,  keputusan apa yang diambil untuk menindaklanjuti dan tindakan apa yang harus dilakukan. Rakyat Vietnam mampu taat tanpa syarat dan patuh tanpa tapi terhadap aturan yang diberi.

Tidak bisa dibandingkan memang antara negara satu dengan yang lainnya dalam penanganan covid-19 ini, hal ini karena berbagai faktor seperti geografis, demografis dan lain-lain. Namun ada satu benang merah yang bisa diambil pelajaran dari keberhasilan Vietnam menekan kasus covid-19 hingga tidak ada kasus positif lagi dan tidak ada kematian sama sekali. Benang merah tersebut adalah rakyat Vietnam paham apa itu penyakit menular (dalam kasus ini Covid-19) dan kebenaran dalam mengambil tindakan penyembuhan dan pencegahan.

Kemampuan literasi kita akan sebuah penyakit menular harus ditingkatkan. Membaca, mengambil informasi yang benar, memahami apa yang dibaca, dan menindaklanjutinya itu suatu keharusan yang wajib dimiliki rakyat Indonesia. Dimulai dari diri sendiri dulu, perbanyak pengetahuan, tetap menjaga kebersihan, lakukan apa yang diinstruksikan dan hindari hal-hal yang merugikan.

Karena rendahnya kemampuan literasi, bisa menyebabkan kita terombang-ambing atas konspirasi yang menyertai wabah ini. Lebih parahnya lagi, kita bisa menjadi korban hoaks di waktu pandemi. Sulit memang kita hadapi, berat pula untuk dijalani, kebiasaan ini juga belum tahu kapan berakhir dengan pasti, tapi dengan kemampuan literasi kita bisa paham apa itu pandemi, bagaimana menghindari dan menjaga diri dari keterpurukan ini. Dengan kemampuan literasi, kita bisa reaktif, produktif, dan aktif saat menghadapi wabah yang masif.

LITERASI: LIhat, TERapkan, dan BerAkSi untuk bangkit lebih baik lagi. Salam sehat salam sukses Indonesiaku.


Daftar Pustaka:
  • https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52675805 diakses 10 Juni 2020 pukul 14.00 WIB
  • https://www.liputan6.com/bola/read/4221604/5-cara-vietnam-menghentikan-pandemi-virus-corona-covid-19-yang-bisa-dicontoh diakses 11 Juni 2020 pukul 13.00 WIB
  • https://nasional.kompas.com/read/2020/07/02/15413381/update-bertambah-1624-total-ada-59394-kasus-covid-19-di-indonesia?page=all diakses 3 Juli 2020 pukul 13.10 WIB

0 komentar:

Posting Komentar