Kamis, 31 Januari 2019

Pustakawan adalah Sebuah Panggilan Hati

Oleh: Dhian Deliani*

Memang.. cita-citaku bukan  jadi pustakawan, tapi lihatlah aku sekarang. Bagaimana bisa seorang yang tidak pernah terlintas dalam pikirannya menjadi pustakawan bahkan memimpikan pun tidak, bisa duduk dan tekun mencintai profesi ini dengan pengalaman kerja hampir 20 tahun di perpustakaan.

Ya.. lihatlah aku sekarang, seorang yang dulu menganggap jurusan perpustakaan adalah jurusan antah berantah tanpa tujuan. Memilih jurusan ini karena coba-coba, karena anak IPA bisa pilih 3 jurusan berbeda, dan jurusan ilmu perpustakaan adalah pilihan ketiga. Memasuki dunia perkuliahan dengan enggan, tapi berhasil menamatkan studi dalam 10 semester_tak lebih tak kurang, dengan IPK yang lumayan.

Memang.. cita-citaku bukan  jadi pustakawan, setamat kuliah aku langsung mendapat pekerjaan.Tak sempat aku jadi pengangguran. Walau katanya tahun 1998  ekonomi Indonesia sedang krisis, tapi aku tak gentar, malah aku berhasil jadi sekretaris. Lho kenapa jadi sekretaris?

Tapi… ternyata jadi pustakawan adalah sebuah panggilan. Tak lama kemudian, aku pun meninggalkan profesi sekretaris karena bukan itu yang menjadi tujuan. Terkangen-kangen dengan klasifikasi dan katalogisasi, dalam pengolahan. Rindu berjumpa dan menyapa banyak orang dalam melakukan pelayanan. Begitulah kesan yang tertanam, ketika menjalani praktek kerja lapangan saat masih jadi mahasiswa di semester enam.

Memang.. cita-citaku bukan  jadi pustakawan, tapi aku  akhirnya  jadi pustakawan betulan bukan jadi-jadian. Sebuah LSM yang kala itu membutuhkan seorang yang bisa mengurusi perpustakaan mungilnya. Ruangan bekas garasi yang disulap menjadi perpustakaan membuat aku jatuh hati. Segenap perasaan dan seluruh pikiran tercurah untuk mendayagunakan koleksi dan  informasi. 

Namun, roda kehidupan terus berputar, status pustakawan LSM dengan gaji pas-pasan membuatku mencari-cari  peruntungan. Alhamdulillah, harapanku dikabulkan penguasa langit yang Maha Mendengar. Setelah 6 tahun pengabdian, di tempat baru ku berlabuh menjadi pijakan penuh harapan. Sebuah tempat yang bernama instansi pemerintahan.

Memang.. cita-citaku bukan  jadi pustakawan,  ditempat baru ini apa yang terbayangkan? Dunia LSM dan birokrasi pemerintahan beda 180 derajat. Tergagap-gagap aku masuk ke dalam lingkungan kerja yang berat. Kenapa terasa berat? Ya..karena dulu aku harus bekerja secara mandiri, kreatif  dengan tepat dan cepat, sedangkan disini, membuat kesepakatan pun harus melalui rapat dan rapat…. semua tersendat dan melambat. Tapi biarlah.. toh pepatah mengatakan, biar lambat asal selamat..

Pustakawan adalah Sebuah Panggilan Hati

Tiba-tiba era baru pun menghampiri. Katanya pemerintahan terkena gelombang reformasi birokrasi. Pustakawan pun harus berbenah diri, capaian kinerja jadi barang bukti. Dan nikmatnya penghasilan pun meninggi, alhamdulillah_walaupun uang bukan kebahagiaan hakiki, tapi pustakawan boleh berbangga hati, cukup dihargai. Walau karir menjadi pejabat terbuka lebar, tapi tak ada keinginan ku jajaki. Yaa.. ini adalah persoalan hati. Karena ku cinta profesi ini setengah mati. Comfort zone ku disini, berada diantara teman-teman pustakawan sejati.

Memang.. cita-citaku bukan jadi pustakawan, tetapi perlu kutegaskan, menjadi pustakawan adalah sebuah panggilan hati.

*Pustakawan Madya
Perpustakaan Kementerian Sekretariat Negara
IG@dhiandeli ; email: dhian.deliani@gmail.com

5 komentar:

  1. Akhirnya memenuhi panggilan hati ya... dan jatuh cinta setengah mati dg profesi ini... terbukti dari karya-karya dan inovasi-inovasi mu dek... Keep the spirit...

    BalasHapus
  2. Sangat menginspirasii semoga aku semakin terpanggil nanti 😭😭😭

    BalasHapus
  3. Siapa bilang pustakawan profesi 'murahan' ? Justru mereka dekat dengan profesi yang mencerahkan.. Pustakawan tak kan pernah hilang meski dengan perkembangan zaman, justru ia akan semakin menjadi profesi yang membanggakan, karena ia menegakkan ayat Alqur'an, Iqra' ! Pustakawan menjadi bagian dari membangun peradaban.. Proud of you.. Pustakawan.. 😊😊

    BalasHapus
  4. Jika pekerjaan sdh menjadi panggilan hati, insya Alloh bahagia dan masa depan cerah.😊 semangat mba dhi....dan setuju .....proud of you pustakawan

    BalasHapus