Minggu, 24 Februari 2019

Ahaa, senangnya mimpi pustakawan ada yang mengusung



Hari itu Bulan dapat undangan rapat  melalui wasap dari salah seorang pejabat struktural di kantornya.   Usut punya usut ini bukan sembarang rapat. Dari daftar undangan yang dikirim, hampir semua peserta rapat adalah mereka yang memiliki background TI (Teknologi Informasi). Dan sebagian besar pula adalah kaum Adam. Kaum Hawa? Ya ada, hanya dua tau tiga orang saja dari keseluruhan anggota rapat yang berjumlah 29 orang. Dan Bulan, satu-satunya pustakawan yang diundang tersebut.
Apakah gerangan agenda yang dibahas? Dari surat undangan yang di baca Bulan, dikatakan bahwa rapat ini akan membahas mengenai integrasi data. Ya,  satu dari tiga keputusan besar yang dihasilkan dari Rakernas di lembaganya awal tahun 2019 ini adalah Integrasi Data. Tahun ini dijadikan sebagai tahun sadar data. Karena itu bahasan ini menjadi penting dan melibatkan mereka yang berkecimpung dalam pengelolaan data.
               Apa sih Bulan hasil rapatnya. Intinya, lembaganya akan membuat suatu sistem informasi yang merupakan pintu masuk pencarian untuk seluruh data yang berada di lembaganya. Ide ini disampaikan oleh Sang Profesor sebagai staf ahli Menteri Bidang Manajemen dan Informasi yang juga hadir dalam rapat tersebut. Harapan dari adanya sistem satu pintu ini adalah mensistematisasi dan mengintegrasikan sistem aplikasi layanan, manajemen data dan informasi. Hal ini agar data dan informasi dapat diakses secara efisien melalui satu pintu digital. Efeknya adalah lembaganya  dapat  memberikan layanan publik yang efektif dan efesien terkait layanan data dan informasi.
               Wow Bulan excited banget, mengikuti jalannya rapat, mendengarkan masukan dan tanggapan, bahkan Bulan pun ikut berkomentar. Bulan menyampaikan pengalamannya selama ini di perpustakaan. Banyak masyarakat luas, mulai dari pelajar, mahasiswa, peneliti, dosen, guru, sampai masyarakat umum  mencari informasi tentang lembaganya di perputakaan. Banyak  yang bisa dijawab kebutuhan informasinya, tetapi tidak sedikit pula perpustakaan tak mampu melayanani dan memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Apa penyebabanya? Tak lain dan tak bukan adalah masalah data yang belum terintegrasi dengan baik alias data tersebar dan berserakan.
               Mimpi Bulan agar di lembaganya ada satu pintu penelusuran (one search) seperti halnya One Data dari Kominfo atau IOS dari perpusnas, mendekati kenyataan. Selama ini Bulan bukan tinggal diam. Dia sudah mencoba melakukan diskusi pada pihak-pihak terkait baik secara formal dan informal, melakukan pendekatan personal dan juga menuliskan gagasannya di media yang ada di lembaganya. Usahanya memang butuh waktu. Sembilan tahun mimpi itu menggelantung, dan tahun ini ada yang mencoba membangun mimpinya. Seolah-olah Allah SWT menjawab mimpinya.  
                Satu lagi nih mimpi Bulan bakal jadi kenyataan juga. Apa itu? Ketika tahu 2013, Bulan ingat pernah diskusi panjang dengan seorang peneliti di lembaganya yang masih sangat muda dan energik. Apa sih yang dibicarakan. Intinya ada 8 usulan yang Bulan lontarkan. Satu diantaranya adalah ...dan yang tak kalah penting adalah peneliti litbang itu harus menulis di jurnal internasional...dan kalo bisa semua hasil penelitian llitbang juga ditranslate ke dalam bahasa inggris sehingga lebih menjangkau pasaran yang lebih luas...yakni dunia internasional....” begitu kira-kira bunyinya.
            Nah, Bulan jadi teringat dengan undangan via wasap yang mengajaknya untuk ikut test IELTS baru-baru ini. Wow, Bulan senang dapat ikut test ini karena kalau di luar biayanya jutaan. Sebenarnya tes ini diadakan oleh lembaganya bagi para peneliti. Kepala puslitbang yang membidangi kegiatan ini menyampaikan bahwa test ini ditujukan sebagai awalan untuk meningkatkan skill peneliti dalam menulis karya ilmiahnya dalam bahasa Inggris dan dikirim ke jurnal internasional. Dan dalam perkembangannya bisa jadi program menerjemahkan karya kelitbangan selama ini  ke dalam bahasa Inggris tidak selalu menemui kebuntuan karena keterbatasan bahasa Inggris yang dimiliki penelitinya.  Lagi-lagi ini seolah menjawab mimpi Bulan.
            Memang impian Bulan bukan barang baru. Bisa jadi lembaga lain 10 atau 20 tahun sudah jauh melesat. Setidaknya Bulan bergerak dan berusaha. Teruslah bermimpi Bulan, kalaulah tidak sekarang, mimpi itu tetap akan terwujud walaupun harus menunggu bulan, tahun, atapun abad mendatang. (oleh Hariyah A.)


0 komentar:

Posting Komentar