Jumat, 17 Mei 2019

Serunya Bibliobattle di Ramadhan Kareem


Ini menjadi hari yang terberkati bagi Bulan sang Pustakawan.  Apa gerangan?  Tepatnya 15 Mei 2019, Bulan dan teman-teman di perpustakaannya berhasil mengadakan sebuah acara yang cukup atraktif, seru dan menarik perhatian. Acara perdana yang belum ada sebelumnya. Tepatnya di Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, seolah menjadi suasana yang turut meliputi keberkahan dan kegembiraan acara ini.

Gagasan untuk membuat acara ini sudah lama bergelayut di benak Bulan. Tapi Bulan masih bingung bagaimana memulainya. Situasi dan kondisi saat itu belum memungkinkan untuk bergerak. Ndilalahnya, saat itu temannya yang bekerja di perpustakaan Japan Foundation menghubunginya untuk mengikuti acara Bibliobattle. Temannya tahu kalau Bulan memiliki beberapa buku yang sedang dibacanya. Begitu pula temannya Bulan ini juga mengontak teman-temannya yang lain untuk mengikuti kegiatan ini. Dari teman-temannya itu, Bulan kenal beberapa orang yang memang suka dan hobi membaca buku.

Sampailah Bulan pada kesempatan untuk menguatkan dirinya mengusulkan kegiatan ini pada pimpinan. Sebelum melaporkan pada pimpinan tentang rencana kegiatan ini, Bulan sudah memastikan bahwa konsep acara yang sedang direncanakannya ini sudah jelas. Bulan mencontoh temannya yang pernah mengadakan acara ini di perpustakaan Japan Foundation dengan cara terlebih dahulu mengontak calon peserta potensial.

Pertama-tama Bulan mencari calon peserta yanag berpotensi bisa mengikuti bibliobattle. Menggunakan buku pengunjung perpustakaan untuk mencari nama-nama peserta yang potensial, rupanya cukup membantu. Setelah beberapa pemustaka dihubungi, ada yang bisa, ada yang tidak, ada yang masih ragu-ragu, ada yang gak pede, ada yang gak siap, ada yang tiba-tiba dapat tugas luar kantor dan beragam alasan lainnya. Bulan tidak patah semangat. Bulan hanya perlu lima nama saja yang potensial.

Setelah hunting para pemustaka--yang notabene adalah pegawai di lembaga tempat Bulan bekerja di mana sebagiannya sudah Bulan kenal--akhirnya daftar nama peserta pun terkumpul.  Bulan mencoba menjelaskan konsep bibliobattle supaya peserta paham acara yang akan diikutinya. Undangan acara baik tercetak maupun pdf dikirimkan ke mereka.  Bulan pun  membuat infografis dengan canva (maklum pustakawan yang satu ini baru bisa pake canva.com,  itu pun belum professional) dan sedikit catatan tentang apa itu bibliobattle di-share ke calon peserta tersebut.  

Hari H semakin mendekat. Bulan me-reminder calon peserta. Bulan dan teman-teman panitia juga mengkordinir teman-teman yang ada di unitnya untuk menghadiri acara bibliobattle ini. Semua informasi tentang kegiatan ini baik yang dibuat dalam bentuk infografis atau narasi singkat, di share ke semua grup wasap yang ada di kantornya,  ke media sosial yang dimilki perpustakaan hingga website lembaga.  Wah pokoknya media apa saja dipakai deh.

Taraaa…hari H pun tiba. Selalu ya, setiap acara gak ada yang mulus, pasti selalu ada saja satu dua kendala. Tetiba pagi-pagi peserta dari Bimas Budha berhalangan hadir. Mendadak ada tugas dari pimpinan yang tidak bisa ditinggalkan. Tinggalah Bulan bingung, siapa ya penggantinya. Sebenarnya empat peserta saja gak masalah, tapi Bulan berusaha cari pengganti. Walhasil orang yang dimaksud ketemu juga. Entah kenapa tetiba Bulan ingat pernah melayani pemustaka dari Bimas Hindu. 

Mencoba menghubungi dan mengajaknya untuk kegiatan bibliobattle dan ternyata responnya cukup baik, padahal Bulan yakin pemustaka ini belum paham banget konsep acara yang dimaksud. Demi memberikan informasi yang lengkap dan sejelas-jelasnya, pagi sebelum acara dimulai, Bulan mengirimkan rekannya menemui peserta tersebut di lantai 15, memberikan undangan dan menjelaskan acara yang dimaksud. Uniknya peserta ini memang tidak punya HP android, sehingga Bulan tidak bisa wasap dan share informasi secara cepat dan jelas. Tapi misi ini beres. Lengkap sudah peserta ada lima orang. Ada dari Balitbangdiklat, ada dari Bimas Islam, PKUB (Pusat Kerukunan Umat Beragama), BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) dan dari Bimas Hindu tersebut.

Tepatnya di lantai dua ruang sidang perpustakaan, acara ini digelar. Setelah dibuka oleh kepala bagian dan Bulan pun sudah menyampaikan aturan main acara ini, maka mulailah satu persatu para peserta atau presenter menyampaikan review buku vaforitnya selama lima menit di hadapan penonton yang kurang lebih sekitar 25 orang. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab selama dua atau tiga menit, begitu seterusnya sampai peserta ke lima. Hingga diakhiri dengan vote dari para penonton dan juga peserta, siapakah yang mendapat suka atau like  terbanyak  dengan mengangkat tangan mereka untuk masing-masing presenter.

Begitulah acara bibliobattle ini  akhirnya bisa terwujud. Walaupun penonton tidak banyak tetapi cukup ramai dan meriah. Suasananya pun cukup cair, akrab,  dan ramah.  Buku yang direview oleh peserta pun menarik semua. Ada Ensiklopedia Juz Buah dan Sayuran untuk Pengobatan karya Abednego Bangun, Atomic Habits karya James Clear, Buku Sastra Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, Energi Ilahi Tilawah karya Subhan Nur dan Novel Ayah karya Andrea Hirata. Bulan merasakan kebahagiaan yang tidak terkira. Banyak hal atau kejadian unik yang terjadi di sini. Dan Bulan banyak mengambil hikmah yang sangat berharga dari sini.  Apa sih yang unik-unik tersebut.

Unik pertama, saat Bulan memanggil presenter pertama (meski tidak dibuat nomor urut peserta), dengan serta merta presenter dari Bimas Hindu, sebut saja Ibu Made maju sebagai presenter pertama. Seperti apa sih profil Ibu Made. Ibu Made peserta yang paling tua usianya, dua tahun lagi akan pensiun. Beliau berperawakan kecil bahkan cenderung kurus. Bicaranya lambat dan pelan. Beliau generasi X berarti ya, salah satunya terlihat dr HP nya yang jadul yang penting bisa buat  nelpon, gak punya wasap, gak ada email dan sejenisnya hihihi.

Tetapi beliau senang membaca buku. Sebagai Pustakawan Bulan mengamati Ibu Made ini senang membaca tentang  dua hal, yakni tema kesehatan dan tema keagamaan. Uniknya buku keagamaan yang dibacanya adalah buku keagamaan Islam bukan buku keagamaan Hindu sesuai dengan keyakinannya. Sempat Bulan ngobrol dengan beliau tentang kesukaannya membaca buku keagamaan Islam, kata beliau karena dua hal: pertama dulu waktu sekolah dasar pernah diajar oleh guru beragama Islam, orangnya sangat baik dan berkesan bagi beliau hingga kini, yang kedua keinginan yang tidak bisa dijelaskannya sendiri kenapa beliau suka dengan buku keagamaan Islam.

Kembali pada biblioibattle, Ibu Made menyampaikan buku yang dibacanya tentang Juz Buah dan Sayuran untuk  Kesehatan. Menariknya apa yang disampaikan dalam buku itu sudah dipraktekan sendiri oleh Ibu Made ini. Beliau menyampaikan bahwa dirinya kekuarangan Ph dan minyak dalam tubuh. Karena itulah dirinya terlihat sangat tua, kurus, kecil bahkan sempat wajahnya seperti tengkorak saking tidak adanya daging. Beliau bahkan memasrahkan dirinya jika harus segera menghadap Yang Maha Kuasa.

Tetapi takdir berkata lain. Sedikit demi sedikit beliau mulai pulih, wajahnya mulai nampak segar, badannya mulai berisi, jalannya mulai tegap. Inilah salah satunya berkat buah dan sayur yang menjadi terapi kesehatannya. Yang bukunya beliau presentasikan, yang bukunya adalah juga koleksi perpustakaan. Luar biasa. Bulan juga penonton lainnya sampai terpana dan  ternganga mendengarkan kisah beliau. Karena beliau tidak tuntas menyampaikan bukunya dalam lima menit, maka mengundang penasaran penonton, banyak yang akan  bertanya, tetapi waktu tiga menit yang membatasi. Seru sekali sesi awal ini. Seisi ruangan bergemuruh karena tepuk tangan penonton atas penampilan Ibu Made yang luar biasa.

Unik yang kedua adalah, saat presenter kedua sedang menyampaikan review bukunya, pimpinan Bulan yang eselon dua, yang juga Sekretaris Balitbangdiklat, yang juga seorang professor,  turut menghadiri acara ini, turut bertanya jawab dengan presenter dan  menyaksikan acara ini hingga akhir. Wow, ini adalah dukungan moril yang luar biasa. Sedikit ada pimpinan yang mau meluangkan waktunya diantara kesibukannya yang cukup padat, untuk menghadiri acara seperti ini. Itu artinya acara bibliobattle ini menarik dan mengundang penasaran pimpinan. Kereen.  

Unik yang ketiga adalah presenter keempat, yang mereview bukunya sendiri. Sebut saja Bapak Nur. Selama ini Bulan mengamati  beliau sebagai pemustaka yang rajin ke perpustakaan dan rajin pula meminjam buku. Hanya sebatas itu. Tetapi ternyata  beliau juga seorang penulis. Sudah lima buku yang ditulisnya. Salah satu yang dipresentasikan pada acara ini adalah Energi Ilahi Tilawah. Buku ini menjadi menarik karena bukan semata teori tetapi ada penelitian dalam buku ini yang kemudian relasinya ke  terapi kesehatan khususnya penyakit asma. Penonton pun dibuat penasaran dengan buku ini dan banyak pula yang bertanya walaupun waktunya tidak memadai. Bahkan pimpinan sampai mengusulkan buku ini dibedah khusus dalam acara bedah buku selanjutnya. Kereen.

Unik yang keempat, Bulan hampir mengenal semua penonton acara bibliobattle. Diantara mereka ada yang  gak suka baca buku, ada yang pendiam, ada yang pemalu, ada yang cuek dan sejenisnya. Tetapi mengikuti acara bibliobattle ini membuat mereka mau bertanya, mau merespon, mau berkomentar, mau berbagi pengalaman dan sebagainya. Wah ini luar biasa. Suatu yang harus terus dibudayakan. Ini menjadi ajang berbagi pengetahuan, pengalaman, belajar bebicara, belajar manajemen waktu dan banyak lagi. Contoh Ibu Made, walaupun sudah tua mau berbagi, tidak malu, percaya diri, dan mau belajar. Tentu ini contoh dan praktik baik buat yang muda-muda. Ini menjadia awal bergeliatnya budaya baca di lembaga Bulan sesuai moto bibliobattle yaitu Know People through Books, Know Book Through People  (Mengenal orang melalui buku, mengenal buku melalui orang).

Unik yang kelima adalah follow up dari acara ini. Atas usulan Bulan kepada pengelola website lembaga dan disetujui pimpinan, maka para peserta bibliobattle diberikan kesempatan untuk menuliskan review bukunya dan akan dimuat di website lembaga dengan diberikan honor penulisan. Wow, ini nih ibarat gula yang akan didatangi semut, hihihi.

Dan unik yang keenam adalah, acara ini di Bulan Ramadhan Kareem, bulan yang penuh berkah, ampunan dan rahmat Allah SWT. Semoga acara ini menjadi media kebaikan buat bersama, acara yang mendapat keberkahan dariNya, dan menjadi acara yang bisa dirutinkan. Bulan jadi teringat pada Bulan Ramadhan ini pula lah pelantikannya sebagai pejabat fungsional pustakawan bermula. (Hariyah A.)


2 komentar:

  1. Weih, sebuah acara yang keren. Bisa dimassalkan untuk mendongkrak minat baca masyarakat nih...

    BalasHapus
  2. betul bagus buat semua kalangan, mulai dari anak SD, kalangan akademisi sampai masyarakat umum

    BalasHapus