Minggu, 03 November 2019

Pemustaka ini Keren

Pagi ini di kantor cukup cerah. Seperti biasanya Bulan sang pustakawan siap menyambut dan melayani pemustaka. Kali ini ia kedatangan pemustaka, seorang peneliti. Bulan dan sang peneliti itu sudah saling mengenal karena sang peneliti tersebut rajin ke perpustakaan. Pak Din begitu panggilannya. Setelah berbincang-bincang, Bulan menyampaikan keinginannya, “Pak, mohon izin bisa kah saya dimasukkan ke grup peneliti. Ya siapa tau saya bisa bantu menginformasikan segala hal yang dibutuhkan peneliti. Ya bisa buku-buku terkait atau informasinya lainnya pak.”, begitu jelas Bulan kepada Pak Din.
“Boleh mbak, dengan senang hati. Tapi jangan kaget ya, orangnya cacah-rucah, macem-macem, diskusinya juga ngalor-ngidul’, terang Pak Din sambil senyum-senyum simpul. “Ya gak apa-apa pak. Yang penting bisa menginformasikan kegiatan perpustakaan, layanan kita dan apa yang bisa kami bantu pak,” terang Bulan dengan semangat. Ya tentu saja yang diikuti Bulan adalah grup wasap peneliti.
Bagi Bulan Pak Din ini istimewa. Selain rajin ke perpustakaan,  beliau juga adalah ketua himpunan peneliti skala nasional. Sekolah S2 dan S3 nya dihabiskan di Australia. Nah bersyukurnya Bulan sudah cukup akrab dengan Pak Din. Kadang-kadang mereka berdiskusi banyak hal. Bulan pun mendapat banyak informasi terkait dunia kepenelitian dan hal lainnya yang bisa memberikan inspirasi. Dari sinilah Bulan bisa  menawarkan apa yang perpustakaan bisa bantu buat mereka.
Lebih teristimewa lagi dalam waktu dekat ini Pak Din akan melaksanakan pengukuhan professor riset. Apakah Pak Din sudah tua sebagaimana sering digambarkan layaknya seorang  professor yang tua dan kepalanya botak? Oh tentu saja tidak. Pak Din ini masih muda, energik dan supel. Pak Din patut menjadi contoh.  Diusia muda mampu menghasilkan banyak karya.
Suatu ketika Pak Din chat wasap dengan Bulan, menanyakan apakah di perpustakaan ada buku  yang sedang dicarinya. Dengan sigap bulan mencarinya di OPAC. Jreng…langsung ketemu.  Lantas Pak Din share di wasap grup  peneliti. “Älhamdulillah buku yang saya cari ketemu. Ini buku lawas terbitan tahun 1999. Buku ini hancur berikut perpustakaan dan ruang kantor lainnya karena diterjang banjir saat saya di daerah. Bersyukurnya buku ini dikoleksi oleh perpustakaan   pusat. Salut buat perpus. Di sini ada tulisan saya dan beberapa teman lainnya. Tulisan ini akan memperkaya referensi untuk naskah orasi ilmiah saya”, begitu jelasnya sambil menampilkan cover buku yng dimaksud. Selanjutnya Pak Din bilang, “Terima kasih mbak Bulan sudah membantu mencarikan buku ini,” tambahnya lagi. “Siap Pak, kami siap membantu. Kami siap jadi mitra peneliti, “ begitu balas Bulan dengan  percaya diri.
Cerita Pak Din soal buku yang kena banjir, membuat Bulan jadi berfikir. “Wah saya gak tau menau soal buku ini sebenarnya. Buku ini sudah ada di perpus sebelum saya bergabung di sini.  Ini jasa pendahulu sebelumnya yang mengumpulkan semua terbitan lembaga di sini. Beruntung Pak Din, ada perpus yang jadi andalan” begitu Bulan membatin. Bulan jadi semangat untuk menjalankan fungsi perpus deposit dengan baik.
Kembali ke Pak Din. Pada kali yang lain, Bulan sedang bertugas memandu sebuah pameran pada ajang konferensi Islam yang berskala besar. Di sana Bulan selain memamerkan buku-buku dan jurnal  terbitan lembaganya, juga membagikan sebagian buku tersebut kepada pengunjung pameran secara gratis. Nah disini lagi-lagi Bulan mendapati beberapa chat di wasap grup peneliti dimana Pak Din komentar, “Satu lagi referensi untuk naskah orasi saya ada di jurnal ini. Jurnal yang usianya sudah cukup panjang. Semoga jurnal ini kelak terindeks global. Ini tulisan lawas saya tahun 2005,” jelas Pak Din. Sejurus kemudian nampak cover jurnal tersebut dan artikel yang dimaksud yang semuanya dalam bahasa Inggris. “Terima kasih tim perpustakaan mbak Bulan keren nih. Saya ketemu dengan tulisan saya yang cukup penting ini”, sambungnya dengan senang hati.
Bagi Bulan, Pak Din memang spesial. Bagaimana tidak. Bulan menawarkan layanan antar jemput buku bagi pemustaka di kantornya. Mengingat peneliti sibuk dan hampir tidak pernah sempat ke perpustakaan.  Tim Bulan sudah membuatkan infografisnya dengan begitu menarik. Nah Pak Din pun tahu layanan ini karena dishare oleh Bulan di wasap grup peneliti. Tetapi Pak Din bukannya menghubungi nomor wasap bisnis tersebut tetapi datang langsung ke perpustakaan dan mencari buku yang dimaksud.
Jangan-jangan Pak Din gayanya konvensional nih. Apakah Pak Din gaptek alias gagap teknologi bukan tipe  yang akrab dengan gadget? Oh tentu saja tidak. Pak Din cukup literate, dengan teknologi  tidak kudet alias kurang update, dengan media sosial pun cukup lincah dan sering berselancar di dunia maya. Pak Din juga sering mengikuti dan presentasi papernya di luar negeri. Menurut kacamata Bulan, Pak Din ini ingin seimbang. Pak Din senang ke perpustakaan yang secara konvensial mengoleksi buku-buku dewa yang masih jadi referensi. Sumber yang otoritatif. Sumber online pun tetap digunakan yang peng-akses-annya sesuai kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Dua model ini diistilahkan hybrid library.
Bahkan lebih dahsyatnya lagi Pak Din menghibahkan sebagian besar buku-bukunya ke perpustakaan. Semua buku ini menurut Bulan cukup bagus dan penting. Ini bisa menjadi referensi bagi peneliti ataupun pemustaka lainnya. “Saya serahkan buku-buku ini untuk perpustakaan. Ya saya kalo perlu tinggal pakai di sini. Nilai kebermanfaatannya juga lebih besar di sini daripada saya taro di rumah”, jelasnya sambil menandatangani serah terima buku dari Pak Din ke perpustakaan.
Sepertinya Bulan cukup terkesima dengan pemustaka yang satu ini. Mau berbagi ilmu juga berbagi buku. Kalo ada reward untuk user seperti ini  pasti  seru ya dan Pak Din pasti juaranya, hihihi. Bagus juga suatu ketika nanti perpustakaan bikin acara knowledge sharing,  pikir Bulan. Kepakaran para peneliti perlu juga dieksplore. Pak Din, semoga lancar dan sukses acara pengukuhan profesor risetnya. Semoga banyak bermunculan profesor-profesor riset muda lainnya, yang rajin ke perpus dan mau berbagi pengetahuan. 


2 komentar:

  1. Mantap tulisannya.menginspirasi dn sangat bersemangat.smoga smangat bulan bs nular dn ada peneliti kmi yg spt pk din juga.jd slg melengkapi.bravo

    BalasHapus
  2. Mas cocok deh jadi dosen. Daftar aja mas, sapa tau malah lebih berkembang.

    BalasHapus