Minggu, 07 Juli 2019

10 'S' Sifat Pustakawan Jaman Now


Mumpung peringatan Hari Pustakawan Nasional yang jatuh pada tanggal 7 Juli, rasanya relevan sekali jika membahas tentang pustakawan. Sebenarnya di Indonesia, lumayan banyak pustakawan yang pintar, tapi sayangnya kurang terekspos. Kalau istilah Bu Labibah (UIN Sunan Kalijaga, Jogja) banyak pustakawan yang bekerja dengan giat, tapi bersifat tawadhu alias tak terlihat, hahaha... :D
Berikut saya mencoba merangkum sifat-sifat yang sebaiknya dimiliki pustakawan jama now:
1.     Senyum
Pustakawan kerap identik dengan image galak, judes, dingin, kaku, dan berbagai image negatif lainnya yang melekat. Salah satu cara menghilangkan image tersebut sebenarnya sederhana sekali. Sambut pemustaka yang datang dan layani dengan senyuman. Percayalah, dengan senyuman yang tulus akan melunturkan image-image negatif tersebut.
2.     Sapa
Setelah senyum, tentunya dilanjut dengan sapa. Ya, menyapa pemustaka bukan hal yang berat kok. Dengan menyapa, ada kehangatan yang menjalar di relung sang pemustaka. Ada semacam rasa diakui ataupun diingat. Apalagi kita sebagai pustakawan mengingat nama pemustaka-pemustaka yang datang, ada semacam kebanggaan atau kebahagiaan tersendiri bagi mereka jika diingat oleh pustakawan.
3.     Smart
Dulu saat kuliah, ada seorang dosen berkata bahwa anti jika pustakawan berkata tidak tahu atau tidak bisa. Smart di sini dalam artian tidak harus tahu segalanya. Pustakawan bukan robot, pustakawan tetaplah manusia biasa. Smart tidak hanya mengetahui jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pemustaka, tapi minimal pustakawan bisa membantu pemustaka untuk mencari jalan keluar suatu permasalahan
4.     Selow
Pustakawan jangan gampang terpancing emosinya. Jika ada pemustaka terlambat mengembalikan buku atau buku yang dipinjam rusak bahkan hilang, tak perlu langsung meledak-ledak. Tanyakan dahulu permasalahannya. Kemudian dicarikan solusinya nanti bagaimana. Jika pustakawannya nggak selow, dijamin pemustakanya takut buat balik lagi ke perpustakaan, hahaha.. x))
5.     Siap sedia
Pustakawan adalah salah satu profesi jasa yang tugasnya pelayanan. Meski bukan berarti siap 24 jam, tapi pustakawan hendaknya siap melayani permintaan pemustakanya meski di luar jam kerja. Misalnya tiba-tiba pemustaka bertanya tentang referensi buku, tidak ada salahnya pustakawan membantu.
6.     Supel
Banyak perpustakaan bagus, tapi tak jarang perpustakaannya sepi. Kenapa? Karena pustakawannya terkesan kaku, pemustaka dianggap hanya penikmat perpustakaan. Padahal di zaman sekarang, perpustakaan bukan lagi sekedar buku dengan buku, tapi juga pustakawan dengan pemustaka. Ada komunikasi yang terjalin di dalamnya. Pustakawan yang supel, tanpa disadari akan membuat pemustaka nyaman dan ingin lagi, lagi, dan lagi untuk datang ke perpustakaan.
7.     Sportif
Pustakawan hendaknya sportif dalam melakukan tugas. Jika pun salah, jangan malu untuk mengakui kesalahan di mata pemustaka. Ataupun jangan ragu untuk menerima kekalahan saat orang lain ada yang lebih unggul darinya. Mengakui kehebatan orang lain tidak akan membuat harga diri jatuh kok.
8.     Sehat
Berteman dengan buku-buku yang rentan penuh debu, pustakawan rentan terkontaminasi bakteri-bakteri lembut yang kasat mata. Jika tidak menjaga kesehatan dan pola makan, pustakawan akan rentan sakit. Pustakawan juga harus sehat agar kuat untuk barbelan alias shelving buku setiap harinya. Semakin banyak buku yang dipinjam, berarti akan semakin sering kegiatan shelving, hahaha... x)
9.     Sabar
Pustakawan harus sabar. Sabar dalam mengolah buku yang bejibun. Sabar melayani pemustaka dengan karakter yang beraneka ragam. Sabar menghadapi pimpinan yang banyak tuntutan. Sabar menghadapi rekan kerja yang terkadang saling menyikut. Juga kudu sabar melihat buku-buku yang berserakan di meja setelah dibaca pemustaka. Belum lagi buku-buku di rak yang semrawut habis diacak-acak pemustaka. Hahaha... x))
10.                        Solidaritas
Pustakawan hendaknya mempunyai solidaritas alias kepedulian yang tinggi sesama pustakawan. Atau bisa juga solidaritas terhadap pemustaka. Misal, meski jam kerja sebenarnya sudah lewat, ternyata masih ada pemustaka yang membutuhkan layanan perpustakaan dan itu bersifat darurat, tidak ada salahnya pustakawan bersikap solidaritas dengan membuka jam layanan perpustakaan lebih lama.

*Foto pemanis adalah empat pustakawan sekolah yang tersisa di Kota Metro, Lampung: Pustakawan SMA N 1 Metro, SMAN 2 Metro, SMK N 1 Metro dan SMK N 2 Metro.

Ditulis oleh
Luckty Giyan Sukarno
Pustakawan SMA Negeri 2 Metro, Lampung



0 komentar:

Posting Komentar